Assalamu'alaikum, sahabat semua.
Saya awali tulisan saya dengan hati yang berharap dan pikiran yang kalut. Ini adalah cara untuk menguraikan kekusutan benang-benang fikiran yang tersimpul karena banyak hal yang difikirkan secara bersamaan.
Namun sebenarnya yang terjadi adalah bahwa kita tidak bisa mengendalikan serpihan-serpihan hikmah dan kejadian dari masalah yang sebelumnya terjadi.
Kita tidak menyadari bahwa yang selama ini kita lakukan adalah berharap dan terus berharap agar kehidupan berjalan dengan lancar. Namun jika semua berjalan dengan kehendak kita, lalu bagaimana kita bisa melemahkan kan diri dihadapan Nya?.
Kesusahan yang kita hadapi adalah bentuk Kasih Sayang Nya, agar kita dapat selalu mengingat Nya. Berharap hanya padaNya, dan bergantung akan segala Janji Nya.
Lalu bagaimana cara menyatakan kesungguhan bahwa kita benar-benar ingin di tolong oleh Nya?
Selain shalat yang kita dirikan, doa yang kita ucapkan, sedekah yang kita niatkan untuk mempercepat doa kita terkabul.
Ada hal yang sangat penting, dalam sebuah pengharapan yaitu terdapat dalam surat Al Fatihah ayat ke 5 yang artinya "Hanya kepada-Mu kami kenyembah dan Hanya kepada Mu kami mohon pertolongan"
Ingatlah ketika kita mengesakan Allah SWT. Maka semesta akan bekerja untuk kita. Melalui orang-orang yang mungkin bahkan kita tidak kenal. Ide-ide kreatif yang tiba-tiba terpintas melalui kejadian yang tidak disengaja.
Minta apa saja yang kita inginkan. Tapi mintalah hanya kepada-Nya, meskipun kita sebagai manusia sosial memiliki orang-orang yang bertanggung jawab atas diri kita, tapi jika itu berbentuk harapan. Maka tujukanlah itu semua kepada Allah swt. Dan Allah akan membuat semesta membantu kita.
Ini adalah pengalaman pribadi saya dengan harapan yang sederhana.
"Ketika saya pertama kali diberi kesempatan untuk ikut mengajar ngaji di satu TPA Alquran di Kota Saya. Pada saat itu memang saya baru lulus kuliah namun belum mendapatkan pekerjaan. Dan dalam hati saya, saya ingin pekerjaan saya tidak jauh dari Alquran.
Waktu itu pada siang hari, karena jadwal mengajar itu sekitar pukul 15.00 jadi satu jam sebelumnya saya sudah berangkat dari rumah. Saya naik angkot, tapi setelah itu saya jalan kaki karena jalan menuju Masjid tempat saya mengajar cukup jauh dan cuaca pada saat itu sangat terik, dan dalam keadaan yang demikian saya berharap kepada Allah kalau saja ada orang yang bersedia memberi saya tumpangan di motor. Dan beberapa detik kemudian terjadilah apa yang saya harapkan, dan saya tidak kenal dengan orang tersebut.
Dan sejak saat itulah, saya pribadi menujukan harapan hanya pada Allah, memikirkan hal-hal positif yang akan terjadi pada hidup kita baik jangka panjang maupun jangka pendek."
Jadi agar kita terhindar dari sifat sirik, haruslah kita melatih diri kita untuk selalu bergantung pada Allah SWT.
Wassalamu'alaikum.
